Jumat, 13 Juli 2012

PILIHAN UNTUK IMPIAN

Ini adalah bulan juli dimana aku masih belum menemukan kampus..
bahkan saat ini aku sedang menunggu pengumuman simak..
that’s too bad.

Setelah ditolak melalui jalur undangan, aku sedih banget. Ditambah tidak lolos di ujian snmptn. I just wanna stay at home till this heart cured.
Mungkin sekarang belum terlalu sembuh. Tapi aku sudah bisa menegakkan kepalaku. Aku mulai sudah bisa menerima segala hal. Mungkin ini yang terbaik untukku.

Well, selasa lalu aku dan kakakku ke jakarta selatan untuk mengambil formulir universitas swasta IISIP. Setelah sampai sana, jujur, memang gedungnya tak secantik yang diharapkan. Tak seluas yang aku bayangkan. But, aku tetap percaya, alumninya bisa menjadi jembatan impianku apabila aku diterima di sana.

Yup, omku menyarankan aku untuk mengambil cadangan swasta di sana. Beliau adalah alumni dari IISIP dan sekarang ia bekerja menjadi PR di perusahaan HONDA. Beliau (dan kakakku) adalah saksi ketika aku dinyatakan gagal dalam snmptn tertulis. Aku menangis sepanjang perjalanan pulang setelah nonton AMAZING SPIDERMAN. Tak henti-hentinya mereka menghiburku. Dan inilah percakapan di dalam mobil yang unforgotten
“emang kamu mau jadi apa sih dek?” omku bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari kemudi
“.....” aku terdiam
“katanya dia mau jadi news anchor gitu om” jawab kakakku seraya mengatakan isi hatiku
“yaudah kalau gitu kamu kejar impian kamu. Di komunikasi IISIP malah banyak koneksinya”
“....” aku masih terdiam
“om tuh kenal kamu dari kamu kecil. Kamu tuh suka ngomong. Kamu pintar nulis. Bahasa inggris tinggal diasah. Kamu tuh udah punya bakat. Sekarang bagaimana dikembangkan aja”

Well, i thought that he’s right. My family knew that all i want is to be a news anchor. What am i looking for? Yes, i choose this one...

Pemikiranku sekarang adalah memilih sebuah universitas itu bukan untuk ajang gengsi atau pamer fashion. Bahkan juga bukan untuk membuat kita dipandang pintar dan kaya. Tapi memilih universitas itu harus sesuai dengan apa impian kita. Tidaklah masalah bila harus di private university atau public university.

Aku banyak melihat teman-temanku gencar mengambil public university. Satu hal yang sebenarnya ada dalam benakku. Apakah mereka telah mengetahui pasti impian mereka. Salah satu contoh, beberapa temanku ingin jadi seorang pengacara tapi memilih jurusan bukan di fakultas hukum. Mereka hanya 
berpikir “yang penting di universitas yang terkenal” padahal mereka ngga tahu tujuan hidup mereka
 Too pitty..

Kalau membicarakan impian, actually, i am a dreamer. I have a dream bahwa aku bekerja dimana aku bisa bekerja sambil jalan-jalan ke luar negeri. Aku ingin mewawancarai tokoh terkenal dunia semisal Putera Nababan yang mewawancarai Barack Obama. Seperti Achmad Fuadi yang menjadi VOA journalist dan bisa menulis buku best seller, atau seperti beberapa host Voa di washington DC.

Bila melihat perjalananku, sejak balita aku sudah terbiasa dengan lantunan musik berbahasa inggris dari saluran radio yang ibuku nyalakan sebelum tidur di malam hari. Aku merasa, ini adalah awal otakku terbentuk untuk menyukai bahasa inggris.

Selanjutnya, saat SD aku dan kakakku suka bernyanyi dan menari di hadapan orang tuaku. Bahakan, ketika aku ditanya oleh orang tuaku, “ade cita-citanya apa?” dengan polos aku menjawab “penari latar”.... sebuah awal yang baik untuk aku mencintai seni.

Ternyata saat aku SD di jakarta, impian itu berubah. Bakat speaking ku diuji. Aku mengikuti lomba berpidato dalam bahasa inggris. Berdiri di hadapan tamu-tamu penting saat acara sekolah. Aku mengikuti lomba puisi dan juara pertama. Tak hanya itu, akademikku ku pun meningkat pesat. Dan hal yang paling aku banggakan adalah aku didaulat menjadi pembicara kesan terakhir pada saat wisuda SD. Salah satu Momen yang tak terlupakan setelah aku turun panggung ialah semua orang menangis haru dan tamu undangan yang hadir pun memuji penampilanku. this is my starting!

Saat di SMP pun aku tetap mempertahankan kemampuanku di bidang akademik. Hasilnya semua mengenalku sebagai yang terbaik. Sekolah selalu mengirimku ke ajang lomba-lomba. Ini membuatku semakin berpengalaman. Dan salah satu hal yang aku paling suka adalah pelajaran diskusi. Sebagai seseorang yang suka berbicara di depan umum, aku merasa seperti bintang diantara yang lain. Tak hanya itu, aku juga suka membicarakan sepak bola dengan teman-teman lelaki. Ini semakin membuatku percaya diri menyampaikan informasi yang aku tahu di depan umum.

Beranjak pada masa SMA. This is the best era ever happen. Pencarian jati diriku dimulai dari masa ini. Aku masih ingat saat aku ditunjuk menjadi pembaca puisi pada saat perpisahaan kelas 10 di kelas. Setelah pembacaan puisi, guruku menangis dan mengaku terharu ketika aku membacakan puisi tersebut. Selain itu, kemampuan menulis dan kreativitasku di uji saat aku memilih bergabung dengan eskul mading. Banyak hal yang aku ketahui saat dipercaya menjadi ketua mading periode 2010/2011. Aku dan beberapa temanku sempat mengikuti seminar yang diadakan oleh sebuah koran ternama. Dan kami pun sempat di percaya menulis di sebuah kolom di koran tersebut. Selain itu, aku pun juga pernah membaca puisi di sebuah acara keagamaan di sekolah. Guruku yang killer sempat memujiku sebagai seseorang yang berbakat. Aku sangat merasa bersyukur dengan pencapaianku. Ini semua tidak pernah terlepas dari tangan ALLAH, dukungan orang tuaku, kakakku, dan sahabat-sahabatku.

So, aku sudah siap dimana pun aku ditempatkan. Insyaallah aku tidak akan mendengar apa kata orang tentang aku yang mungkin akan masuk private university. Akulah yang menjalankan hidupku. Jadi, kita lihat saja nanti siapa yang akan sukses..



Sincerely
Fitra

news anchor wannabe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar