Nama lengkap saya Fitra Annisa. Saya
biasa dipanggil Fitra. Saya adalah seorang perempuan yang lahir di Tangerang pada
tanggal 4 Maret tahun 1994. Saya berasal dari keluarga sederhana. Terdiri dari
kedua orang tua dan kakak perempuan. Kini, saya menetap di sebuah rumah
yang berada di jalan H. Nadih, Melati 5
no 241 Rt/Rw : 003/02 Jatibening Baru, Bekasi. Jawa Barat.
Saya lahir di sebuah desa terpencil
di kota Tangerang. Di sana pulalah saya menghabiskan masa kecil hingga kelas 4
SD. Akhirnya pada tahun 2004, keluarga saya memutuskan untuk berhijrah ke
Bekasi. Kemudian kedua orang tua saya segera menyekolahkan saya di sebuah
Sekolah Dasar Islam Terpadu bernama Al-Manar. Berlanjut ke SMP, saya bersekolah
di sebuah SMPN 194 di daerah Raden Inten, Jakarta Timur. Selain itu,saya merasa
sangat bersyukur karena di SMP yang memiliki tanaman obat ini, saya beberapa kali diikutsertakan dalam lomba
akademik.
Selanjutnya, saya bersekolah di SMAN
91 Jakarta Timur. Masa SMA adalah masa yang paling indah. Pepatah itulah yang
pantas mewakili perasaan saya. Dengan beragam teman, guru, pelajaran baru,
ekskul dan lain-lain, saya bisa menemukan jati diri saya. Dimulai pada tahun
kedua, saya mengundurkan diri dari siswa jurusan IPA ke jurusan IPS. Walaupun
banyak yang menentang, saya kukuh dengan keputusan itu.
Alhamdulillah, hingga detik ini saya
tak pernah menyesali pilihan saya. Karena di jurusan IPS, lambat laun, saya
bisa menemukan impian saya. Menjadi seorang NEWS
ANCHOR adalah impian terbesar saya. Dengan mangambil jurusan sosial yang
kaya akan ilmu pengetahuan umum, lebih banyak berdiskusi, dan lebih sering
bersosialisasi dengan masyarakat, saya merasa berada di track yang tepat. Sejak kelas sebelas pula, saya sudah mengincar
jurusan Komunikasi UI. Bagi saya, komunikasi UI sudah menjadi harga mati yang
harus saya raih setelah lulus SMA nanti.
Sejak menjadi siswi kelas sosial,
saya menjadi lebih semangat dalam belajar, saya selalu mengikuti pelajaran
dengan serius dan selalu mengerjakan beragam tugas dari guru. Banyak yang
bilang saya akan mudah mendapat universitas melalui jalur undangan karena selama
hampir tiga tahun saya termasuk tiga siswi teratas yang memiliki nilai
tertinggi untuk semua mata pelajaran. Namun, ini tidak membuat saya terhanyut
dalam kebanggaan. Saya tetap rutin mengikuti TO yang diadakan oleh sekolah dan bimbel.
Singkatnya, saya dinyatakan lulus
SMA pada tanggal 26 Mei. Saya langsung sujud syukur kepada Allah. Akhirnya
perjuangan saya tidak sia-sia. Lalu, tahap selanjutnya adalah menunggu
pengumuman SNMPTN Undangan. Sayangnya, saya tidak lulus. Pada saat itu saya
merasa sangat sedih. Impian saya menjadi mahasiswi komunikasi UI perlahan
pudar. Melihat saya sedih, semua keluarga dan teman-teman segera menghibur
saya.
Saya sadar, untuk meraih Komunikasi
UI bukan sesuatu yang mudah. Selain gradenya tinggi, peminatnya pun banyak.
Untuk itu, saya mengubah mind set untuk lebih rajin mengikuti intensif SNMPTN
di tempat bimbel. Setiap hari saya datang ke sana. Belajar dengan serius dan sering
mengikuti konsultasi dengan kakak pengajar. Selama kurang lebih dua minggu,
saya sungguh merasa semangat menghadapi SNMPTN. Saya kembali siap meneruskan
perjuangan saya menjadi mahasiswi Komunikasi UI.
Setelah mengerjakan soal SNMPTN,
saya merasa kurang yakin atas hasilnya. Benar saja, saat pengumuman SNMPTN
tiba, saya dinyatakan tidak lulus. Hati saya sangat hancur. Rasanya perjuangan
saya telah berakhir. Saya menangis di hadapan seluruh keluarga. Ibu saya
mencoba untuk terus menghibur dan menyarankan untuk segera mempersiapkan diri
menghadapi SIMAK. Maka, semalam sebelum hari ujian, saya mencoba membuka buku
dan soal-soal TO. Namun, saya tetap
mencoba untuk rileks.
Pada pagi hari, saya bersama ayah
saya pergi ke SMAN 113 (lokasi SIMAK) yang berada di jalan Lubang Buaya,
Jakarta Timur. Setelah selesai mengerjakan soal-soal tersebut, saya memilih
untuk bertawakal kepada Allah.
Dua minggu kemudian, ada sebuah
kabar bahwa pengumuman SIMAK dimajukan menjadi tanggal 19 Juli. Saya terus
bertawakal dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik. Sungguh di luar
dugaan. Ternyata nomor ujian saya tertera di harian KOMPAS. Tak lama, saya
segera membuka web UI untuk mengecek kebenarannya. Alhamdulillah, saya
dinyatakan mendapat Vokasi/Komunikasi-hubungan masyarakat. Saya segera bersujud
syukur. Saya sangat terharu dengan takdir Allah tersebut. Akhirnya impian saya
menjadi seorang mahasiswa Komunikasi UI pun terwujud. Terima kasih ya Allah.
Sesuai dengan nazar yang saya
janjikan kepada Allah bila saya masuk komunikasi UI, saya memberikan semua
buku-buku pelajaran dan soal-soal TO untuk beberapa adik kelas saya. Saya
yakin, semua itu akan bermanfaat untuk mereka. Mudah-mudahan apa yang saya
lakukan ini dapat diberkahi oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar